Minggu, 16 Januari 2011

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN : PELAKU DOSA BESAR

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN : PELAKU DOSA BESAR

A. ALIRAN KHAWARIJ

Ciri yang menonjol dari aliran Khawarij adalah watak ekstrimitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Hal ini di samping didukung oleh watak kerasnya akibat kondisi geografis gurun pasir, juga dibangun atas dasar pemahaman tekstual atas nas-nas Al-qur’an dan Hadits. Tak heran kalau aliran ini memiliki pandangan ekstrim pula tentang status pelaku dosa besar, berdasarkan firman Allah pada surat Al-Maidah ayat 44.

!4 `tBur óO©9 Oä3øts !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÍÍÈ

Artinya : “Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah , maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” ( Q.S. Al-Maidah (5): 44)

Secara umum subsekte aliran Khawarij sependapat bahwa pelaku dosa besar dianggap kafir, masing-masing berbeda pendapat tentang pelaku dosa besar yang diberi predikat kafir. Menurut subsekte Al-Muhakimat, hukum kafir ini pun mereka luaskan artinya sehingga termasuk orang yang berbuat dosa besar. Berbuat zina, membunuh sesama manusia tanpa sebab, dan dosa-dosa besar lainnya menyebabkan pelakunya telah keluar dari Islam. Menurut subsekte Azariqah, mereka menganggap kafir tidak saja kapada orang-oramg yang telah melakukan perbuatan hina, seperti membunuh, berzina, dan sebagainya, tetapi juga terhadap semua orang Islam yang tidak sefaham dengan mereka. Bahkan, orang Islam yng sepfaham dengan mereka, tetapi tidak mau berhijrah ke dalam lingkungan mereka juga dipandang kafir, bahkan musyrik. Menurut subsekte

An-Najdat, mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar menjadi kafir dan kekal didalamnya. Adapun pengikutnya , jika mengerjakan dosa besar tetap mendapatkan siksaan di neraka, tetapi pada akhirnya akan masuk surga juga. Menurut subsekte

As-Sufriah, membagi dosa besar dalam dua bagian, yaitu dosa yang ada sanksinya di dunia, seperti membunuh dan berzina, dan dosa yang tak ada sanksinya di dunia, seperti meninggalkan shalat dan puasa. Kesimpulannya dosa kategori pertama dipandang tidak kafir, sedangkan dosa kategori kedua dipandang kafir.

B. ALIRAN MURJI’AH

Secara garis besar, sebagaimana telah dijelaskan, subsekte Khawarij dapat dikategorikan dalam dua kategori: ektrim dan moderat. Menurut Harun Nasution berpendapat bawa subsekte Murji’ah yang ektrim adalah mereka yang berpandangan bahwa keimanan terletak didalam kalbu. Adapun ucapan dan perbuatan tidak selamanya merupakan refleksi dari apa yang ada didalam kalbu. Kredo kelompok Murji’ah ekstrim yang terkenal adalah perbuatan maksiat tidak dapat menggugurkan keimanan sebagaimana ketaatan tidak dapat membawa kekufuran. Dapat disimpulkan bahwa Murji’ah ekstrim memandang pelaku dosa besar tidak akan disiksa di neraka. Adapun Murji’ah moderat ialah mereka yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di neraka, ia tidak kekal didalamnya, bergantung pada ukuran dosa yang dilakukannya. Di antara subsekta Murji’ah yang masuk dalam kategori ini adalah Abu Hanifah dan pengikutnya. Ia berpendapat bahwa pelaku dosa besar masih tetap mukmin, tetapi dosa yang diperbuatnya bukan berarti tidak berimplikasi. Seandainya masuk neraka, karena Allah menghendakinya, ia tak akan kekal didalamnya.

C. ALIRAN MU’TAZILAH

Setiap pelaku dosa besar, menurut Mu’tazilah, berada di posisi tengah di antara posisi mukmin dan posisi kafir (al-manzilah bain al-manzilatain). Jika pelakunya meninggal dunia dan belum sempat bertobat, ia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya. Walaupun demikian, siksaan yang diterimanya lebih ringan dari pada siksaan orang kafir.

D. ALIRAN ASY’ARIYAH

Al-asy’ari sebagai wakil Ahl asunnah, tidak mengkafirkan orang yang sujud kepada baitullah (Ahl Al-Qiblah) walaupun melakukan dosa besar seperti berzinah dan mencuri. Menurutnya mereka masih tetap sbagai orang yang beriman dengan keimanan yang dimiliki, sekalipun berbuat dosa besar. Akan tetapi jika dosa besar itu dilakukannya dengan anggapan bahwa hal itu dibolehkan (halal) dan tidak meyakini keharamanya, ia dipandang kafir.

Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar jika dia meninggal dan tidak sempat bertobatmaka menurut Al-asy’ari, hal ini tergantung pada kebijakan Tuhan, dapat saja mengampuni dosanya atau juga mendapat syafa’at dari nabi Muhammad SAW.

E. ALIRAN MATURIDIYAH

Aliran maturidiyah baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat menyatakan bahwa pelakudosa masih tetap mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya, Adapun balasan yang diperolehnya kelak di akhirat bergantung pada apa yang dilakukan nya di dunia.

Al-maturidiyah, berpendapat bahwa orang yang berdosa besar itu tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat . hal itu di karenakan Tuhan telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatanya . kekal dalam neraka adalah balasan bagi orang yang berbuat dosa syirik. Menurut al-maturidi, iman itu cukup dengan tashdiq dan iqrar, sedangkan amal adalah penyempurnaan iman.

F. ALIRAN SYI’AH ZAIDIYAH

Penganutsyi’ah zaidiyah percaya bahwa, orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka, jika ia belum tobat dengan tobat yang sesungguhnya.

G. ANALISIS

Aliran yang berpandangan bahwa pelaku dosa besar masih tetap mukmin, menjelaskan bahwa andaikata dimasukan kedalam neraka, ia tak akan kekal di dalam nya. Sebaliknya aliran yang berpendapat bahwa pelaku doa besar bukan lagi mukmin berpendapat bahwa di akhirat ia akan dimasukan ke neraka dan kekal di dalamnya.

Perbedaan pandangan mengenai pelaku dosa besar, jika di tinjau dari sudut pandang wa’d wa’id, dapat dioklasifikasikan menjadi dua kubu utama, yaitu kubu radikal dan kubu moderat. Kubu radikal diwakili oleh khawarij dan Mu’tazilah, sementara sisanya merupakan kubu moderat.

1 komentar:

  1. "KHASANAH ILMU"

    KUMPULAN MAKALAH LENGKAP
    JUJUR-MUDAH-MURAH

    http://khasanahilmuu.blogspot.com/2013/08/makalah.html

    BalasHapus